MY JOURNEY MY LIFE

Kamis, 12 Januari 2012

peranan pestisida nabati


PERANAN PESTISIDA ORGANIK DALAM PENGENDALIAN OPT
Masalah pencemaran lingkungan kini merupakan ancaman dalam dunia pertanian maupun kesehatan dan lainnya. Maka dari pada itu memanfaatkan tanaman biofarmaka/ tanaman obat yang menjadi bahan dasar dalam pembuatan pestisida nabati/organic sangat menguntungkan, dikarenakan produk ini aman dikonsumsi, kelestarian lingkungan terjaga, pengolahanya mudah, bahan banyak tersedia dilingkungan sekitar. Dan dapat menambah manfaat kegunaan bahan-bahan tersebut (bahan organic). Dan dapat menekan penggunaan pestisida kimia. Penggunaan bahan organic dalam pembuatan pestisida organic/biopestisida untuk mengendalikan OPT sangat potensial. Namun masih disayangkan masih jarang digunakan oleh petani. Padahal penggunaan pestisida organic ini untuk mengendalikan OPT sangat menguntungkan dibanding menggunakan pestisida kimia/sintetis.
Adapun keuntungan dan kekurangan menggunakan pestisida organic adalah sebagai barikut:
  1. Produk tanaman lebih aman untuk dikonsumsi jangka panjang.
  2. kelestarian lingkungan dan system produksi pertanaman yang brkelanjutan lebih terjamin.
  3. senyawa botani dalam pestisida nabati mudah sekali terdegradasi oleh cahaya,air dan kelembaban yang tinggi,sehingga perlu aplikasi lebih sering dan tepat waktu dan sasaran.
  4. senyawa botani ini lebih cepat menghentikan serangga untuk memakan tanaman dan menyebabkan muntah dan paralysis, tetapi dapat menyebabkan seragga tidak mati dalam waktu beberapa jam atau hari.
  5. pembuatanya tidak praktis,tidak tahan lama dalam penyimpanan,dan belum tentu bahannya ada waktu dibutuhkan.
Apalagi Indonesia memiliki jenis tanaman obat tidak kurang dari 7.000 spesies, dan baru sekitar 300 (4,5%) spesies yang telah diolah dan dimanfaatkan , dimana dari 300 spesies itu baru sekitar 50 jenis tanaman yang dibudidayakan,sedang selebihnya masih didapatkan/dipanen dari alam. Disamping itu masalah OPT dalam pertanian terutama dalam pertanian organic menjadi hal yang sangat diperhatikan, karena mengingat dalam pertanian organic dilarang menggunakan pestisida kimia/sintetik . padahal telah diketahui bahwa terdapat juga sekitar 2.000 macam gulma yang mempengaruhi produksi tanaman, karena bersaing dalam hal air, nutrisi, dan cahaya. Selain itu terdapat sekitar 10.000 spesies serangga yang berstatus sebagai hama berbagai tanaman dan sekitar 14.000 species jamur yang berpotensi sebagai penyebab penyakit dari berbagai tanaman budidaya. Selama enam decade ini, pestisida telah dianggap sebagai penyelamat produksi tanaman selain kemajuan dalam bidang pemuliaan tanaman. Dengan demikian, untuk tujuan pengendalian OPT pada pertanian organic perrlu dikembangkan pestisida organic sebagai pengganti pestisida kimia/sintetik. Apa saja macam pestisida tersebut dan bagaimana peranannya dalam pengendalian OPT yang dijelaskan diatas.
Jenis OPT dan jenis Tanaman yang digunakan untuk pestisida nabati.
No
Jenis Tanaman
Bagian Tanaman
Untuk mengendalikan OPT sasaran
1
Pacar Cina
Daun,built batang,biji dan bunga
Hama ulat krop kubis
2
Bengkuang
Biji
Ulat krop kubis,nezara piridula,pluttela xylostela,spodoptera litura
3
Mamba
Biji dan Daun
Penghisap polong kedelai,busuk daun/[angkal batang pada horti
4
Cengkih
Biji dan Daun (bunga)
Busuk daun/pangkal batang,lalat buah
5
Sirsak
Biji dan Daun
Belalang,trips pada cabai,kutu daun kentang,wereng coklat
6
Srikaya
Biji
Hama gudang
7
Tembakau
Daun dan Batang
Kutu,nematoda,hama gudang,nyamuk
8
Serai Wangi
Daun dan Batang
Hama gudang
9
Gadung
Umbi
Tikus dan babi hutan
10
Sembung
Daun
Siput,hama gudang
11
Tuba
Akar Segar
Keong mas
12
Jarak
Daun dan Biji
Nematode,cendawan,hama yang ada dalam tanah
13
Kecubung
Daun dan Biji
Hama daun kelapa,tikus
14
Patah Tulang
Daun
Moluskasida
15
Tefrosia
Daun
Moluskasida
16
Babandotan
Daun,Bunga,Akar,Batang
Insektisida
17
Lempuyung Gajah
Rimpang
Insektisida
18
Lempuyung Emprit
Rimpang
Insektisida
19
Salam
Daun
Perangsang tumbuh
20
Malaleuka
Daun
Pemikat
21
Jeringau
Rimpang
Insektisida
22
Bitung
Biji
Insektisida
23
Piretrum
Bunga
Insektisida
24
Legundi
Daun
Insektisida
25
Bawang Putih
Umbi
Non-toksin pada collosobructus analis
26
Nilam
Daun
Insektisida
27
Saga
Biji
Insektisida
28
Kipahit
Daun
Penolak
29
Kmbng.sungsang
Akar
Non-toksin pada collosobructus analis
30
Secang
Daun,Bunga,Biji
Insektisida
31
Brotowali
Batang
Insektisida
32
Aglaia
Daun
Insektisida
33
Mete
Kulit Biji
Insektisida
34
Kunyit
Rimpang
Non-toksin pada mus musculus
35
Senggugu
Daun
Non-toksin pada mus musculus
Sumber: Kardinan, A. 1999. Pestisida Nabati, Ramuan dan aplikasi. PT Penebar Swadaya, Jakarta.
Adapun beberapa jenis OPT yang dapat dikendalikan dengan pestisida nabati antara lain adalah:
(1) Hama Secara Umum
(2) Hama Trips pada Cabai
(3) Hama Belalang danUlat
(4) Hama Wereng Coklat dan Pengerek Batang
(5) Hama dan Penyakit pada Tanaman Bawang Merah
(6) Hama Tikus
Sedang jenis tanaman tergantung dari jenis OPT yang menyerang tanaman tersebut:
(1). Hama Secara Umum
Siapkan daun mimba (azadirachta indica) 8 Kg, Lengkuas 6 Kg, Serai 6 Kg,Diterjen atau Sabun colek 20 Gram, dan air 80 Liter. Bagian tanaman ini ditumbuk halus kemudian dicampur diterjen/sabun colek. Setelah itu masukkan air 20 liter dan diaduk sampai rata. Adonan ini didiamkan hingga 24 Jam kemudian disaring dengan kain halus dan hasil saringannya diencerkan dengan 60 liter air. Larutan ini sudah dapat diaplikasikan untuk mengendalikan hama seluas ± satu hektar lahan tanaman.
(2). Hama Trips pada cabai
Daun sirsak (annona mmuricata) 50-100 lembar setelah ditumbuk halus kemudian dicampur dengan 15 gr diterjen/sabun colek. Masukkan aair 5 liter dan diaduk sampai rata. Setelah didiamkan sselama 24 Jam kemudian saring dengan kain halus. Apabila larutan akan digunakan, setiap liter larutan dapat diencerkan menjadi 10-15 liter air kemdian disemprotkan keseluruh bagian tanaman yang terserang hama Trips.
(3). Hama Belalang dan Ulat
Dain sirsak (annona muricata) 50 lembar dan daun tembakau (nikotiana tabacum) satu gengam ditunbuk halus. Setelah itu, ditambahkan so gram ditrjen/sabun colek dan 20 liter air, kemudian diaduk sampai rata. Setelah adonan ini didiamkan/diendapkan selama 2 4 jam kemudian disaring dengan kain halus. Jika larutan tersebut akan digunakan,encerkan dulu dengan 50-60 liter air lalu semprotkan pada tanaman yang terserang hama belalang dan ulat.
(4). Hama Wereng Coklat, Penggerek Batang dan Nematoda
Caranya,50 gram biji mimba (Azadirachta indica) ditumbuk halus dan diaduk dengan 10 cc alcohol kemudian diencerkan dengan 1liter air. Setelah dibiarkan selama 24 jam dan disaring dengan kain halus kemudian disemprotkan pada tanaman yang diserang hama Wereng Coklat, Penggerek batang dan atau Nematoda.
(5). Hama dan Penyakit pada tanaman Bawang Merah
Daun mimba 1kg dan 2 buah umbi gadung setelah ditumbuk halus,tambah sedikit diterjen/sabun colek dan diaduk sampai rata. Tambah 20 liter air dan endapkan selama 24 jam kemudian disaring. Larutan ini siap disemprotkan pada tanaman bawang merah yang tersrrang hama.
Penyakit yang menyerang tanaman bawang merah bisa juga dikendalikan denga limbah daun tembakau sebanyak 200 Kg (untuk 1 hektar tanaman bawang merah). Caranya, limbah daun tembakau ini dihancurkan /ditumbuk halus dan ditaburkan bersama dengan waktu pemupukan. Limbah daun tembakau ini cukup efektif untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh Jamur, Bakteri dan Nematoda.
(6). Hama tikus
Untuk mengendalikan tikus siapkan 1 Kg umbi Gadung Racun (Dioscorea hispida), 10 Kg dedak padi, 1 Ons tepung ikan, Kemiri sedikit dan air secukupnya. Umbi gadung yang sudah dikupas ditumbuk sampai halus, kemudian semua bahan dicampur jadi satu sambil diaduk sampai rata hingga berbentuk pellet. Pellet ini disebar dipematang sawah tempat tikus bersarang.

Senin, 19 April 2010




I. DODOL SIRSAT


Bahan :
1 kg Sirsat Rp 2.000,00
(dimasak dan dihilangkan isinya)
800 gr Gula Pasir Rp 8.000,00
1 sachet Susu Kental Rp 1.500,00
1 sdm Mentega Rp 500,00

Cara Pembuatan :
1. Campur semua bahan, aduk dengan tangan sampai
rata atau homogen.
2. Masak dengan menggunakan wajan dan mengguna-
kan api yang sedang, sambil diaduk terus, sampai-
matang.
3. Siapkan loyang atau lengser, masukkan adnan yang
sudah matang ke dalam loyang.
4. Dalam keadaan hangat, iris2 menurut selera
5. Bungkus dengan plastik
6. Kemas dan siap dipasarkan.








II. BIKA SIRSAT KEDIRI


Bahan :
Adonan I :
1 sdm Tepung Terigu Rp 150,00
1 bungkus Ragi Instan Rp 2.000,00
1 sdm Gula Pasir Rp 200,00
Semua bahan campur menjadi satu, aduk rata dan
Diamkan 15 menit

Adonan II :
20 gr Tepung Tapioka Rp 100,00
300 gr Gula Pasir Rp 3.000,00
350 cc Santan kental direbus Rp 2.500,00
10 butir kuning telur Rp 8.500,00
5 butir putih telur
1 gr vanili Rp 300,00
100 gr Tepung Terigu Rp 850,00
250 gr Buah Sirsat Rp 500,00
100 gr Tepung Mocap Rp 500,00

Cara Pembuatan :
1. Campur Tepung Terigu, Tepung Mocap, Tepung
Tapioka, Vanili, dan Gula Pasir. Aduk rata.
2. Masukkan santan kental, adonan I dan telor satu persatu.
Sambil di aduk searah hingga homogen.
3. Untuk mendapatkan campuran yang rata atau homogen
adonan disaring.
4. Diamkan selama 2-3 jam,kemudian cetak dan sajikan.


Harga Jual = 1.000,00/buah




III. PIA SIRSAT


Bahan Isi :
200 gr kacang hijau kupas Rp 4.000,00
1 buah sirsat RP 2.000,00
150 gr gula pasir Rp 1.500,00
10 gr vanili bubuk Rp 300,00
½ sdt garam Rp 5,00

Bahan Kulit :
400 gr tepung terigu Rp 2.600,00
100 gr tepung mocap Rp 500,00
150 gr gula pasir Rp 1.500,00
125 gr mentega putih Rp 1.500,00
125 gr mentega kuning Rp 1.500,00
125 ml air Rp 250,00
½ sdt garam Rp 5,00

Cara Pembuatan :
Isi : Kacang hijau direndam ± 4 jam. Setelah itu-
dikukus sampai masak, dinginkan. Campur gula,
vanili, garam. Dan haluskan.Bentuk bulat-bulat.

Kulit : Campur semua bahan kulit jadi satu. Uleni sampai
kalis. Bagi beberapa bagian bulatan.

Kemudian kulit yang sudah jadi diisi dengan bulatan isi yang
sudah masak. Taruh diatas loyang, Lalu olesi atasnya dengan
kuning telur.Oven sampai kecoklatan. Dan siap disajikan.

Harga Jual = Rp 6.000,00/cup (isi 10 butir)








IV. SUWAR-SUWIR SIRSAT


Bahan :
1 kg sirsat Rp 2.000,00
800 gr gula pasir Rp 8.000,00
1 sachet susu Rp 1.500,00
½ sdt garam Rp 5,00

Cara Pembuatan :
1. Sirsat dibersihkan dan dihilangkan isinya, dan haluskan
2. Campur dengan gula, susu, dan garam
3. Dimasak diatas api sedang sampai masak
4. Cetak dalam Loyang, setelah agak dingin diiris-iris sesuai
selera
5. Siap dikemas dan disajikan

Harga jual = Rp 5.000,00/bungkus
















V. ONBEYTKUK SIRSAT



Bahan :
50 gr tepung mocap Rp 250,00
75 gr tepung terigu Rp 600,00
1 sdt vanili Rp 300,00
175 gr gula merah Rp 1.500,00
6 butir telur Rp 5.000,00
2 sdt bubuk keningar Rp 500,00
50 gr gula pasir Rp 500,00
Kenari secukupnya Rp 500,00

Cara Pembuatan :
1. Campurkan tepung mocap, tepung terigu, vanili, dan bubuk
keningar hingga merata.
2. Kocok telur dan gula pasir dengan kecepatan tinggi hingga-
putih.
3. Tambahkan gula merah yang telah diiris tipis, sambil terus-
dikocok.
4. Masukkan campuran tepung sedikit demi sedikit sambil-
terus diaduk dengan kecepatan rendah.
5. Masukkan dalam loyang yang telah diolesi margarine dan-
ditaburi tepung.
6. Masukkan pada oven hingga matang, dengan api sedang.
7. Potong sesuai selera, dan sajikan.

Harga Jual = Rp 14.000,00











VI. SARI KEDELAI RASA SIRSAT



Bahan :
1 kg Kedelai Rp 8.000,00
1 kg Sirsat Rp 2.000,00
1 kg Gula Pasir Rp 10.000,00
10 lt Air Bersih Rp 5.000,00
1 sdm Garam Rp 5,00

Cara Pembuatan :
1. Rendam Kedelai 4-5 jam
2. Rebus Kedelai setengah masak ± 20 menit
3. Kemudian di remas-remas agar terkelupas kulit arinya,
dan dibuang kulit arinya
4. Giling hasil remasan kedelai sampai lembut
5. Lalu saring dengan kain saringan
6. Rebus dan tambahkan gula, garam, sirsat (yang sudah
dihaluskan) hingga suhu 95°C
7. Siap disajikan baik hangat maupun dingin


Harga Jual = Rp 1.000,00/bungkus













RESEP
Aneka Olahan Sirsat



oleh RINO AQIB SUWITO

Senin, 01 Juni 2009




PERANAN PESTISIDA ORGANIK DALAM PENGENDALIAN OPT

Masalah pencemaran lingkungan kini merupakan ancaman dalam dunia pertanian maupun kesehatan dan lainnya. Maka dari pada itu memanfaatkan tanaman biofarmaka/ tanaman obat yang menjadi bahan dasar dalam pembuatan pestisida nabati/organic sangat menguntungkan, dikarenakan produk ini aman dikonsumsi, kelestarian lingkungan terjaga, pengolahanya mudah, bahan banyak tersedia dilingkungan sekitar. Dan dapat menambah manfaat kegunaan bahan-bahan tersebut (bahan organic). Dan dapat menekan penggunaan pestisida kimia. Penggunaan bahan organic dalam pembuatan pestisida organic/biopestisida untuk mengendalikan OPT sangat potensial. Namun masih disayangkan masih jarang digunakan oleh petani. Padahal penggunaan pestisida organic ini untuk mengendalikan OPT sangat menguntungkan dibanding menggunakan pestisida kimia/sintetis.
Adapun keuntungan dan kekurangan menggunakan pestisida organic adalah sebagai barikut:

1. Produk tanaman lebih aman untuk dikonsumsi jangka panjang.
2. kelestarian lingkungan dan system produksi pertanaman yang brkelanjutan lebih terjamin.
3. senyawa botani dalam pestisida nabati mudah sekali terdegradasi oleh cahaya,air dan kelembaban yang tinggi,sehingga perlu aplikasi lebih sering dan tepat waktu dan sasaran.
4. senyawa botani ini lebih cepat menghentikan serangga untuk memakan tanaman dan menyebabkan muntah dan paralysis, tetapi dapat menyebabkan seragga tidak mati dalam waktu beberapa jam atau hari.
5. pembuatanya tidak praktis,tidak tahan lama dalam penyimpanan,dan belum tentu bahannya ada waktu dibutuhkan.
Apalagi Indonesia memiliki jenis tanaman obat tidak kurang dari 7.000 spesies, dan baru sekitar 300 (4,5%) spesies yang telah diolah dan dimanfaatkan , dimana dari 300 spesies itu baru sekitar 50 jenis tanaman yang dibudidayakan,sedang selebihnya masih didapatkan/dipanen dari alam. Disamping itu masalah OPT dalam pertanian terutama dalam pertanian organic menjadi hal yang sangat diperhatikan, karena mengingat dalam pertanian organic dilarang menggunakan pestisida kimia/sintetik . padahal telah diketahui bahwa terdapat juga sekitar 2.000 macam gulma yang mempengaruhi produksi tanaman, karena bersaing dalam hal air, nutrisi, dan cahaya. Selain itu terdapat sekitar 10.000 spesies serangga yang berstatus sebagai hama berbagai tanaman dan sekitar 14.000 species jamur yang berpotensi sebagai penyebab penyakit dari berbagai tanaman budidaya. Selama enam decade ini, pestisida telah dianggap sebagai penyelamat produksi tanaman selain kemajuan dalam bidang pemuliaan tanaman. Dengan demikian, untuk tujuan pengendalian OPT pada pertanian organic perrlu dikembangkan pestisida organic sebagai pengganti pestisida kimia/sintetik. Apa saja macam pestisida tersebut dan bagaimana peranannya dalam pengendalian OPT yang dijelaskan diatas.

Jenis OPT dan jenis Tanaman yang digunakan untuk pestisida nabati.
No Jenis Tanaman Bagian Tanaman Untuk mengendalikan OPT sasaran
1 Pacar Cina Daun,built batang,biji dan bunga Hama ulat krop kubis
2 Bengkuang Biji Ulat krop kubis,nezara piridula,pluttela xylostela,spodoptera litura
3 Mamba Biji dan Daun Penghisap polong kedelai,busuk daun/[angkal batang pada horti
4 Cengkih Biji dan Daun (bunga) Busuk daun/pangkal batang,lalat buah
5 Sirsak Biji dan Daun Belalang,trips pada cabai,kutu daun kentang,wereng coklat
6 Srikaya Biji Hama gudang
7 Tembakau Daun dan Batang Kutu,nematoda,hama gudang,nyamuk
8 Serai Wangi Daun dan Batang Hama gudang
9 Gadung Umbi Tikus dan babi hutan
10 Sembung Daun Siput,hama gudang
11 Tuba Akar Segar Keong mas
12 Jarak Daun dan Biji Nematode,cendawan,hama yang ada dalam tanah
13 Kecubung Daun dan Biji Hama daun kelapa,tikus
14 Patah Tulang Daun Moluskasida
15 Tefrosia Daun Moluskasida
16 Babandotan Daun,Bunga,Akar,Batang Insektisida
17 Lempuyung Gajah Rimpang Insektisida
18 Lempuyung Emprit Rimpang Insektisida
19 Salam Daun Perangsang tumbuh
20 Malaleuka Daun Pemikat
21 Jeringau Rimpang Insektisida
22 Bitung Biji Insektisida
23 Piretrum Bunga Insektisida
24 Legundi Daun Insektisida
25 Bawang Putih Umbi Non-toksin pada collosobructus analis
26 Nilam Daun Insektisida
27 Saga Biji Insektisida
28 Kipahit Daun Penolak
29 Kmbng.sungsang Akar Non-toksin pada collosobructus analis
30 Secang Daun,Bunga,Biji Insektisida
31 Brotowali Batang Insektisida
32 Aglaia Daun Insektisida
33 Mete Kulit Biji Insektisida
34 Kunyit Rimpang Non-toksin pada mus musculus

35 Senggugu Daun Non-toksin pada mus musculus

Sumber: Kardinan, A. 1999. Pestisida Nabati, Ramuan dan aplikasi. PT Penebar Swadaya, Jakarta.




Adapun beberapa jenis OPT yang dapat dikendalikan dengan pestisida nabati antara lain adalah:
(1) Hama Secara Umum
(2) Hama Trips pada Cabai
(3) Hama Belalang danUlat
(4) Hama Wereng Coklat dan Pengerek Batang
(5) Hama dan Penyakit pada Tanaman Bawang Merah
(6) Hama Tikus

Sedang jenis tanaman tergantung dari jenis OPT yang menyerang tanaman tersebut:

(1). Hama Secara Umum
Siapkan daun mimba (azadirachta indica) 8 Kg, Lengkuas 6 Kg, Serai 6 Kg,Diterjen atau Sabun colek 20 Gram, dan air 80 Liter. Bagian tanaman ini ditumbuk halus kemudian dicampur diterjen/sabun colek. Setelah itu masukkan air 20 liter dan diaduk sampai rata. Adonan ini didiamkan hingga 24 Jam kemudian disaring dengan kain halus dan hasil saringannya diencerkan dengan 60 liter air. Larutan ini sudah dapat diaplikasikan untuk mengendalikan hama seluas ± satu hektar lahan tanaman.
(2). Hama Trips pada cabai
Daun sirsak (annona mmuricata) 50-100 lembar setelah ditumbuk halus kemudian dicampur dengan 15 gr diterjen/sabun colek. Masukkan aair 5 liter dan diaduk sampai rata. Setelah didiamkan sselama 24 Jam kemudian saring dengan kain halus. Apabila larutan akan digunakan, setiap liter larutan dapat diencerkan menjadi 10-15 liter air kemdian disemprotkan keseluruh bagian tanaman yang terserang hama Trips.
(3). Hama Belalang dan Ulat
Dain sirsak (annona muricata) 50 lembar dan daun tembakau (nikotiana tabacum) satu gengam ditunbuk halus. Setelah itu, ditambahkan so gram ditrjen/sabun colek dan 20 liter air, kemudian diaduk sampai rata. Setelah adonan ini didiamkan/diendapkan selama 2 4 jam kemudian disaring dengan kain halus. Jika larutan tersebut akan digunakan,encerkan dulu dengan 50-60 liter air lalu semprotkan pada tanaman yang terserang hama belalang dan ulat.


(4). Hama Wereng Coklat, Penggerek Batang dan Nematoda
Caranya,50 gram biji mimba (Azadirachta indica) ditumbuk halus dan diaduk dengan 10 cc alcohol kemudian diencerkan dengan 1liter air. Setelah dibiarkan selama 24 jam dan disaring dengan kain halus kemudian disemprotkan pada tanaman yang diserang hama Wereng Coklat, Penggerek batang dan atau Nematoda.
(5). Hama dan Penyakit pada tanaman Bawang Merah
Daun mimba 1kg dan 2 buah umbi gadung setelah ditumbuk halus,tambah sedikit diterjen/sabun colek dan diaduk sampai rata. Tambah 20 liter air dan endapkan selama 24 jam kemudian disaring. Larutan ini siap disemprotkan pada tanaman bawang merah yang tersrrang hama.
Penyakit yang menyerang tanaman bawang merah bisa juga dikendalikan denga limbah daun tembakau sebanyak 200 Kg (untuk 1 hektar tanaman bawang merah). Caranya, limbah daun tembakau ini dihancurkan /ditumbuk halus dan ditaburkan bersama dengan waktu pemupukan. Limbah daun tembakau ini cukup efektif untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh Jamur, Bakteri dan Nematoda.
(6). Hama tikus
Untuk mengendalikan tikus siapkan 1 Kg umbi Gadung Racun (Dioscorea hispida), 10 Kg dedak padi, 1 Ons tepung ikan, Kemiri sedikit dan air secukupnya. Umbi gadung yang sudah dikupas ditumbuk sampai halus, kemudian semua bahan dicampur jadi satu sambil diaduk sampai rata hingga berbentuk pellet. Pellet ini disebar dipematang sawah tempat tikus bersarang.